Rabu, 18 November 2015

Jaga Hati

Cantik parasmu mengisi ruang hatiku
Jadi tolong di jaga ya!
Biarkan aku hanya menatapmu dari kejauhan
Hingga saatnya ruang hatimu terbuka untukku

Di Tengah Malam

Tengah malam, angin menemaniku, mengisi celah-celah rambutku. Mereka berlarian seperti mencari jalan keluar, hingga rambutku berkibar layaknya bendera di ujung tiang. Hari itu aku duduk diatas loteng tempatku berteduh. Menatap luasnya langit malam yang berwarna biru tua agak kemerahan. Mungkinkah hanya aku yang mengerti rasanya dicintai lalu disakiti? Tanyaku kepada angin yang masih mencari jalan keluar.
Ku pejamkan mata lalu ku lihat sosok gadis manis berparas ceria. Tawa khasnya terdengar sampai ke bagian telinga paling dalam. Ku tersenyum dan membuka mata. Masih saja kau bermain dipikiranku. Kau kan sudah menyakitiku, tapi aku masih memberi tempat yang nyaman untukmu bermain. Baik sekali bukan? Kataku.
Suara nyanyian lagu gereja tiba-tiba terdengar. Kau memang dulu sering menyanyikan lagu ini di depanku. Suaramu juga indah. Indah bagaikan harapan yang pernah kau beri padaku. Aku tertawa dan diam.
Kemudian tertawa lagi, kemudian diam. Bisa-bisanya aku berbicara dengan sesuatu yang jelas-jelas hanya imajinasiku. Oh, bukannya pengalaman? Jawab seseorang di pikiranku.