Sabtu, 02 Mei 2015

Different(Part 2)

Gue enggak pernah nyangka kalo hubungan ini bisa berjalan sedemikian rupa.Entah mukjizat apa yang diberikan Tuhan untuk kita.”Alhamduliilah”, “Puji Syukur”, that’s the different word that has a same meaning, yang sering kami ucapkan. Agama yang membedakan kita, tapi doa yang mempersatukan kita.

Dulu waktu masih kuliah kami, sering bertukar cerita, dan tertawa bercanda  bersama. Tapi dalam hati kecil selalu ragu tentang kebersamaan ini. Apakah kita akan terus dekat atau ini hanya sekedar bunga mekar di tanah gersang yang tidak akan bertahan lama.

Sepikiran tapi tidak pernah kami mendiskusikan hal ini. Yang terpenting hari ini kami bahagia. Itulah yang bisa mengobati keraguan kami. Ketika gue ngomongin dia ke nyokap bokap, mereka tidak pernah mengungkit masalah agama maupun ras, tapi berbeda dengan dia yang saat ngomongin gue ke orang tuanya, orang tuanya langsung bertanya “sama kah dia dengan kita?” difficult question for her, selalu dia hanya diam dan tersenyum ketika orang tuanya bertanya.

Memang menjalin hubungan seperti itu enggak mudah. But, don’t give up! Mungkin Tuhan ingin melihat kesungguhan kita. Kalau Tuhan enggak setuju dengan hubungan beda agama, kenapa Tuhan mempertemukan kita? Itu pemikiran yang membuat gue enggak pernah menyerah dengan semua ini.
Pernah sekali gue antar dia ke Gereja di Jakarta Pusat, gue nemenin dia ikut kegiatan mingguanya itu. Dan dia pun pernah nemenin gue ke masjid, saat gue sholat jumat, Tapi dia hanya nunggu di depan halaman masjid. That’s not be a problem buat gue sih, secara gue ikut kegiatan dia di gereja pun hanya sekedar menemani buat jagain dia, bukan untuk pindah keyakinan.

Sayang enggak harus selamanya sama kan? Enggak selamanya kalo cewek lo suka jengkol, lo juga harus ikut ikutan suka jengkol, apalagi cowok lo suka mabok, terus lo juga ikut ikutan suka mabok. Sayang pun juga bukan sebuah paksaan kan, kalaupun dia enggak sayang sama kita kenapa kita harus maksain dia. Kalau dia enggak suka enggak wajib juga buat kita untuk maksa dia buat suka.
Masa masa deket gue sama dia emang bahagia banget sih. Siapa yang enggak bahagia deket sama wanita yang kita suka, apalagi orangnya pinter dan punya kemauan kuat lagi. Dia juga orangnya mandiri dan enggak mau terlalu bergantung pada orang lain. Cukup lah buat jadi inspirasi hidup gue.
Sehari sebelum ujian atau quiz(ulangan) makul kalau gue ke tempat dia, hari H pasti 80% gue bisa ngerjain. Pinter banget dia ngajarin gue. Siapa yang enggak bahagia sih punya hubungan kaya gini, jadi kuliah gue tuh bener bener termotivasi banget.


Alhamdulillah banget deh, cerita cinta perbedaan/ “Different Love” ini bisa happy ending. Sebuah ending yang dicita citakan pun terwujud. Sebuah cerita yang bisa bikin kuliah gue menarik. Tapi kini masih ada perjuangan yang harus gue lakuin unutuk menjaga dia sampai ke pelaminan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar