Gue enggak pernah nyangka kalo hubungan ini bisa berjalan
sedemikian rupa.Entah mukjizat apa yang diberikan Tuhan untuk kita.”Alhamduliilah”,
“Puji Syukur”, that’s the different word that has a same meaning, yang sering
kami ucapkan. Agama yang membedakan kita, tapi doa yang mempersatukan kita.
Dulu waktu masih kuliah kami, sering bertukar cerita, dan tertawa
bercanda bersama. Tapi dalam hati kecil
selalu ragu tentang kebersamaan ini. Apakah kita akan terus dekat atau ini
hanya sekedar bunga mekar di tanah gersang yang tidak akan bertahan lama.
Sepikiran tapi tidak pernah kami mendiskusikan hal ini. Yang
terpenting hari ini kami bahagia. Itulah yang bisa mengobati keraguan kami.
Ketika gue ngomongin dia ke nyokap bokap, mereka tidak pernah mengungkit
masalah agama maupun ras, tapi berbeda dengan dia yang saat ngomongin gue ke
orang tuanya, orang tuanya langsung bertanya “sama kah dia dengan kita?”
difficult question for her, selalu dia hanya diam dan tersenyum ketika orang
tuanya bertanya.
Memang menjalin hubungan seperti itu enggak mudah. But, don’t
give up! Mungkin Tuhan ingin melihat kesungguhan kita. Kalau Tuhan enggak
setuju dengan hubungan beda agama, kenapa Tuhan mempertemukan kita? Itu pemikiran yang membuat gue enggak pernah menyerah dengan semua ini.
Pernah sekali gue antar dia ke Gereja di Jakarta Pusat, gue
nemenin dia ikut kegiatan mingguanya itu. Dan dia pun pernah nemenin gue ke
masjid, saat gue sholat jumat, Tapi dia hanya nunggu di depan halaman masjid.
That’s not be a problem buat gue sih, secara gue ikut kegiatan dia di gereja
pun hanya sekedar menemani buat jagain dia, bukan untuk pindah keyakinan.
Sayang enggak harus selamanya sama kan? Enggak selamanya
kalo cewek lo suka jengkol, lo juga harus ikut ikutan suka jengkol, apalagi
cowok lo suka mabok, terus lo juga ikut ikutan suka mabok. Sayang pun juga bukan
sebuah paksaan kan, kalaupun dia enggak sayang sama kita kenapa kita harus
maksain dia. Kalau dia enggak suka enggak wajib juga buat kita untuk maksa dia
buat suka.
Masa masa deket gue sama dia emang bahagia banget sih. Siapa
yang enggak bahagia deket sama wanita yang kita suka, apalagi orangnya pinter
dan punya kemauan kuat lagi. Dia juga orangnya mandiri dan enggak mau terlalu
bergantung pada orang lain. Cukup lah buat jadi inspirasi hidup gue.
Sehari sebelum ujian atau quiz(ulangan) makul kalau gue ke
tempat dia, hari H pasti 80% gue bisa ngerjain. Pinter banget dia ngajarin gue.
Siapa yang enggak bahagia sih punya hubungan kaya gini, jadi kuliah gue tuh
bener bener termotivasi banget.
Alhamdulillah banget deh, cerita cinta perbedaan/ “Different
Love” ini bisa happy ending. Sebuah ending yang dicita citakan pun terwujud.
Sebuah cerita yang bisa bikin kuliah gue menarik. Tapi kini masih ada
perjuangan yang harus gue lakuin unutuk menjaga dia sampai ke pelaminan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar